Sosiologi Sebagai Ilmu yang Berparadigma Ganda



Seorang sosiolog berkebangsaan Amerika Serikat, George Ritzer, pada tahun 1975 menuliskan sebuah buku yang berjudul Sosiology: A Multiple Paradigm Science. Berdasarkan pemikiran Ritzer dalam buku tersebut dijelaskan bahwa sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki dan menggunakan berbagai paradigma (kerangka atau cara berpikir) yang melahirkan banyak perspektif dan teori untuk menganalisis berbagai kajian sosiologi dalam rangka membantu memahami kehidupan sosial. Melalui berbagai teori tersebut kalian dapat memilih teori yang sesuai untuk menjelaskan minat kajian yang ingin dipelajari teman cgkata. Hal ini tentu berdampak pada perbedaan pandangan yang beragam. Contohnya tugas kalian sebelumnya yang mengkaji masyarakat berdasarkan teori konflik dan teori fungsionalisme struktural.


Selanjutnya, Ritzer (1975) membagi tiga paradigma utama yang berasal dari berbagai gagasan para sosiolog, filsuf dan ilmuwan sosial sebagai berikut:
  1. Paradigma Fakta Sosial
  2. Paradigma Definisi sosial
  3. Paradigma Perilaku sosial



Yuk simak pambahasan lengkap ketiganya di posts pelajaran sekolah ilmu pengetahuan sosial untuk SMA Kelas 10 yang dapat dibaca teman cgkata.blogspot.com.


1. Paradigma Fakta Sosial

Paradigma fakta sosial dipengaruhi oleh para sosiolog seperti Emile Durkheim, Karl Marx, Talcott Parsons dan masih banyak lagi. Menurut paradigma ini, fokus kajian sosiologi adalah fakta sosial, baik dalam bentuk bendawi (ragawi, material) maupun tidak berbenda (non-material) seperti ide ataupun gagasan. Berdasarkan paradigma ini norma, aturan, pemerintahan, peran sosial, status sosial, kelas sosial merupakan fakta sosial.


Berbagai teori sosiologi lahir dari paradigma ini seperti teori fungsionalisme struktural, teori konflik, teori sistem dan teori sosiologi makro. Salah satu contoh pendekatan dengan paradigma fakta sosial adalah perilaku individu dibentuk dan dikendalikan oleh berbagai norma dan aturan sosial.


2. Paradigma Definisi sosial

Paradigma definisi sosial dipengaruhi oleh para sosiolog seperti Max Weber, George Herbert Mead, Herbert Blumer dan masih banyak lagi. Beberapa teori utama yang lahir dari paradigma ini adalah interaksionisme simbolik, tindakan sosial dan fenomenologi. Paradigma definisi sosial menurut Max Weber, berusaha memahami dan menafsirkan mengapa individu melakukan tindakan sosial dan makna dari tindakan tersebut. Selanjutnya interaksionisme simbolik adalah teori yang dikembangkan oleh George Herbert Mead pada tahun 1863-1931. Teori interaksionisme simbolik menjelaskan tentang makna dan simbol dalam interaksi sosial yang dilekatkan individu pada lingkungannya. Dalam melakukan tindakan sosial, individu memiliki berbagai motif yang dilakukan berdasarkan keyakinan individu sebagai bagian dari pemaknaan individu atas situasi dan kondisi suatu masyarakat. Sebagai contoh, kalian memakai pakaian, jaket, sepatu, atau aksesoris lainnya yang menunjukkan suatu merek tertentu ketika bermain dengan teman. Hal ini menunjukkan bahwa kalian memiliki motivasi tertentu ketika memakai barang bermerek, misalnya bermaksud menunjukkan simbol, status sosial, dan selalu mengikuti tren yang kekinian.


Fenomenologi sebagai salah satu teori dalam paradigma ini men-jelaskan bagaimana individu membangun makna dan konsep ketika individu berhubungan dengan individu lain. Berdasarkan teori ini, individu memaknai pengalamannya dan mencoba memahami dunia berdasarkan pengalamannya. Teori ini banyak dikembangkan oleh para sosiolog seperti Edmund Husserl, Alfred Schutz dan Peter. L Berger dan masih banyak lagi. Sebagai salah satu metode penelitian, fenomenologi bertujuan untuk mendapatkan data berdasarkan pengalaman-pengalaman individu dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagai contoh penerapan fenomenologi dalam menganalisis gejala sosial adalah; kalian melakukan penelitian tentang adanya pengalaman kelompok minoritas yang mendapatkan diskriminasi sosial. Bagaimana bentuk diskriminasi sosial yang mereka alami? Kalian akan menggali sebanyak mungkin informasi dari pengalaman kelompok minoritas ketika berada dalam suatu kelompok sosial yang berbeda dengan mereka. Pengalaman-pengalaman mereka akan menjadi data penting bagi penelitian kalian.


Penekanan utama dari paradigma definisi sosial adalah individu sebagai subjek dan memahami dari sudut pandang subjek. Bagi penganut paradigma definisi sosial, subjek masih punya kesempatan untuk berkreasi dan otonom. Individu tidak dipandang sebagai subjek yang selalu dikontrol sepenuhnya oleh norma dan aturan sosial. Hal inilah yang membedakan dengan paradigma fakta sosial yang selalu menekankan norma dan aturan sosial yang dianggap mampu menguasai individu ketika hidup bermasyarakat.


3. Paradigma Perilaku sosial

Berbeda dari dua paradigma sebelumnya, paradigma perilaku sosial menekankan kajiannya pada proses individu dalam melakukan hubungan sosial di lingkungannya. Cara individu beradaptasi dalam proses interaksi sehingga memengaruhi perilaku sosial menjadi penekanan pada paradigma ini. Paradigma perilaku sosial dipengaruhi oleh sosiolog B. F Skiner, George Hoffman dan masih banyak lagi. Terdapat dua teori yang berpengaruh pada paradigma ini yaitu teori perilaku sosiologi dan teori exchange (pertukaran).


Menurut Skiner, manusia bergerak dan berperilaku sebagai reaksi atas rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan akan memengaruhi perilaku individu. Sebagai contoh, dalam teori perilaku sosiologi, seorang pelajar belajar dengan giat demi mendapatkan nilai terbaik dan mendapatkan pengakuan sosial atas prestasi akademiknya. Sistem reward (penghargaan), hukuman (punishment) dan konsekuensi sosial memengaruhi perilaku sosial individu. Berdasarkan paradigma ini, individu bukan manusia yang bebas. Individu berperilaku tertentu disebabkan menyesuaikan dan merespon lingkungan sosialnya.


Berikut contoh pambahasan lengkap ketiga Tiga Paradigma Sosial di posts pelajaran sekolah ilmu pengetahuan sosial untuk SMA Kelas 10 yang dapat dibaca teman cgkata.blogspot.com:
  1. Paradigma Fakta Sosial: Cgkata berangkat ke sekolah pagi-pagi karena dia seorang murid SMA Teladan.
  2. Paradigma Definisi Sosial: Cgkata berangkat ke sekolah pagi-pagi karena tak sabar ingin memamerkan tas baru pada teman-teman sekelas dan mendapat pujian.
  3. Paradigma Perilaku Sosial: Cgkata berangkat ke sekolah pagi-pagi agar ia memenangkan hadiah lomba siswa terajin di sekolahnya.



Nah, dari ketiga paradigma tersebut, selain menunjukkan sosiologi sebagai ilmu yang memiliki berbagai paradigma dan teori, juga menunjukkan sosiologi sebagai ilmu yang empiris, teoritis, non etis dan kumulatif.

Baca juga posts INTERAKSI SOSIAL, PENGERTIAN, CONTOH, ASPEK DAN JENIS INTERAKSI SOSIAL

Penulis : Pengelola blog cgkata.blogspot.com
Sumber : Sari Oktafiana, dkk. 2018. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA Kelas X, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Post a Comment for "Sosiologi Sebagai Ilmu yang Berparadigma Ganda"