Pengertian Novel: Tema, Tokoh dan Penokohan, Alur (plot), beserta Latar (Setting)

Pengertian Novel
Pengertian Novel


Kata novel berasal dari bahasa latin novellas, yang terbentuk dari kata novus yang berarti baru atau new dalam bahasa inggris. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek dari pada roman, tetapi jauh lebih panjang dari pada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dari kehidupan seseorang ( dari suatu episode kehidupan seseorang) secara singkat dan pokok-pokok saja.


Menurut Hidayat (2021:2) mengemukakan bahwa "Novel merupakan prosa fiksi banyak menghadirkan ceita-cerita yang mengangkat masalah kehidupan manusia dalam interkasi dengan lingkungan dan sesama".


Novel adalah suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda yang ada di sekitar kita, tidak mendalam dan lebih banyak melukiskan peristiwa dari kehidupan oleh pengarang. Novel mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada setiap saat yang tegang dengan memfokuskan pada kehidupan. Pada setiap ceritanya selalu menampilkan unsur-unsur pembangun suatu karya sastra yang bersifat imajinatif. Oleh karena itu, para novelis menjadikan manusia sebagai pokok permasalahan yang selalu menarik perhatian dalam karyanya.


Novel merupakan sebuah prosa naratif fiksional yang panjang kompleks yang mengambarkan secara imajinatif pengalaman manusia melalui rangkaian perstiwa yang saling berhubungan dengan melibatkan sejumlah orang (karakter) di dalam latar yang sepesifik.


Nugiyantoro (2012:9) menyatakan sebutan novel dalam Bahasa Inggris dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia berasal dari Bahasa Itali novella yang dalam Bahasa Jerman novelle. Secara harifah novella berarti sebuah barang baru yang kecil kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Kesemuanya itu walau bersifat non eksistensial, karena dengan sengaja dikreasikan oleh pengarang, dibuat mirip, diimitasikan atau di analogikan dengan kehidupan dunia nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa dan latar aktualnya, sehingga tampak seperti sungguh ada dan terjadi terlihat berjalan dengan sistem koheresinya sendiri.


Sedangkan menurut pandangan Wicaksono (2017:80) "Novel merenungkan dan melukiskan realitas yang dilihat, dirasakan dalam bentuk tertentu dengan pengaruh tertentu atau ikatan yang dihubungkan dengan tercapainya gerak-gerik hasrat manusia".


Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah di posts cgkata.blogspot.com, dapat disimpulkan bahwa novel merupakan jenis karya sastra baru yang cukup panjang yang mengisahkan kehidupan dan bersifat imajinatif. Novel diartikan sebagai bentuk karangan prosa fiksi yang menyajikan permasalahan-permasalahan secara kompleks, dengan penggarapan unsur-unsurnya secara lebih luas dan rinci. Selain itu, novel juga menampilkan rangkaian cerita kehidupan seseorang yang dilengkapi dengan peristiwa, permasalahan, dan penonjolan watak setiap tokohnya.


  • Tema
Tema merupakan inti atau pokok yang menjadi dasar pengembangan cerita, yang merupakan unsur intrinsik terpenting dalam novel. Untuk mengetahui tema novel, pembaca harus mencermati seluruh rangkaian cerita. Tema dalam sastra dapat diangkat dari berbagai masalah kehidupan sesuai zamannya, baik yang berhubungan dengan kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya.


Tema karena merupakan ceritanya yang pendek, cerpen lazimnya hanya berisi satu tema. Tepatnya, ditafsirkan hanya mengandung satu tema.


Hal itu berkaitan dengan keadaan plot yang juga tunggal dan pelaku yang terbatas. Sebaliknya, novel dapat saja menawarkan lebih dari satu tema, yaitu satu atau beberapa tema utama dan sejumlah tema tambahan. Hal itu sejalan dengan adanya plot utama dan konflik-konflik pendukung (tambahan).


Menurut Juwati (2018:125) mengemukakan bahwa "Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita". Keadaan itu sejalan dengan kemampuan novel yang dapat mengungkapkan berbagai masalah kehidupan yang kesemuanya akan disampaikan pengarang lewat karyanya (Nugiyantoro 2013:15).


Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah di posts cgkata.blogspot.com, dapat disimpulkan bahwa tema adalah suatu ide menjadi pokok pikiran atau dasar dari suatu cerita atau teks dan sangat penting pada sebuah cerita. Tema biasanya berupa ide atau gagasan. Sebelum menulis suatu teks atau cerita, tentukan dahulu tema.


Tema dapat ditentukan secara umum seperti bentuk penyampaian pesan moral dan lain-lain.


  • Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah orang atau pelaku yang berperan dalam cerita. Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra, dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama.


Menurut Juwati (2018:126) mengemukakan bahwa "Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan".


Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peran dalam karya sastra. Menurut Nugiyantoro (2013:16) tokoh adalah pelaku cerita dalam suatu karya sastra. Tokoh-tokoh cerita novel biasanya ditampilkan secara lebih lengkap.


Penokohan adalah bagaimana penempatan wujud tokoh tersebut sehingga membentuk peran atau disebut penokohan.


Nurgiyantoro (2012:166) mengatakan bahwa istilah penokohan lebih luas pengertiannya dari pada tokoh cerita, bagaimana perwatakan, bagaimana penempatan dan bagaimana pelukisnya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyarankan pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.


Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah di posts cgkata.blogspot.com, dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pelaku cerita yang ditampilkan dalam suatu karya fiksi yang memiliki kedudukan yang sangat penting. Sedangkan penokohan adalah pelukisan tentang seorang tokoh atau pelaku cerita yang digambarkan melalui kata-kata dan tingkah laku yang disampaikan oleh pengarang.


  • Alur (plot)
Alur atau plot adalah keseluruhan rangkaian perstiwa yang terdapat dalam cerita. Plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, perstiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadunya perstiwa yang lain.


Menurut Siswantoro (2013:144) mengatakan bahwa "Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan saksama, yang menggerakan jalan cerita melalui rumitan kearah kilamks dan selesaian".


  • Latar (Setting)
Latar atau setting merupakan tempat kejadian cerita. Abrams (Nugiyantoror 2012:216) mengemukakan bahwa latar atau setting yang disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa peristiwa yang diceritakan.


Sejalan dengan pendapat di atas, Aminuddin (2018:67) menjelaskan bahwa setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi pisikologis.


Sedangkan Nugiyantoro (2012:227) membedakan unsur latar menjadi tiga unsur pokok, yaitu:
  1. Latar tempat, latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya perisitwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisal tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Tempat-tempat yang bernama adalah tempat yang dijumpai dalam dunia nyata, misalnya Pontianak, Jakarta, Ngabang. Yogyakarta, dan lain-lain.
  2. Latar waktu, latar waktu berhubungan dengan masalah "kapan" terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
    Masalah "kapan" tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah.
  3. Latar sosial, latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencangkup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks.
    Dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain. Disamping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas.



Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah di posts cgkata.blogspot.com, maka dapat disimpulkan bahwa latar atau setting merupakan situasi terjadinya suatu cerita dalam suatu karya sastra, yang meliputi latar tempat, latar waktu dan latar sosial yang dicantumkan dalam cerita fiksi.


Sudut pandang merupakan salah satu unsur pembangun novel yang sangat berpengaruh dalam pembentukan sebuah cerita fiksi.


Menurut Abrams (Nurgiyantoro 2012:248) menyatakan bahwa sudut pandang, point of view. menyarankan pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.


Sedangkan menurut Minderop (2016:81) mengatakan bahwa sudut pandang adalah suatu metode narasi yang menentukan posisi atau sudut pandang dari mana cerita disampaikan.


Sudut pandang merupakan strategi yang sengaja dipilih oleh seorang pengarang. Nurgiyantoro (2012:248) menjelaskan bahwa sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi, memang milik pengarang, pandangan hidup dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun, kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita.


Berdasarkan pendapat para ahli yang telah di posts cgkata.blogspot.com, maka dapat disimpulkan bahwa sudut pandang adalah suatu teknik dan strategi yang digunakan pengarang untuk menempatkan dirinya dalam cerita, atau dari sudut pandang mana pengarang memandang cerita yang dibuatnya. Sudut pandang juga berfungsi sebagai sarana untuk menyajikan tokoh-tokoh dan peristiwa yang ada dalam karya fiksi kepada pembaca.

Post a Comment for "Pengertian Novel: Tema, Tokoh dan Penokohan, Alur (plot), beserta Latar (Setting)"