Khutbah Jumat Maulid Nabi

Rabiul Awwal: Momentum Meneladani Rasulullah SAW

Khutbah Jumat Maulid Nabi berikut disusun oleh M. Taufiq Affandi, S.H.I., M.Sc., dosen Universitas Darussalam Gontor. Telah direview oleh Al-Ustadz Muhammad Wahyudi, M.Pd.


Khutbah Pertama



Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang insyaAllah selalu berada dalam naungan rahmat dan hidayah Allah SWT


Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam; karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya.


Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat nyawa yang masih diberikan kepada kita. Sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat merasakan manisnya hidayah.


Shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.


Dan kami mengajak diri kami sendiri serta jamaah sekalian yang kami cintai dalam khutbah jumat di bulan maulid Nabi ini untuk terus memperkokoh ketaqwaan kepada Allah SWT.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Al-Quran, Surat Ali Imran, ayat 102)


Hadirin Sidang shalat Jumat rahimakumullah...


Bulan ini merupakan salah satu bulan di mana kita sebagai umat Islam merasa sangat bahagia. Mengapa kita berbahagia? Dan bagaimana kita menyalurkan kebahagiaan tersebut?


Mengapa kita bersuka cita di bulan Rabiul Awwal ini?

Bagaimana tidak, pada bulan ini, yaitu bulan Rabiul Awwal, atau yang sering disebut juga dengan bulan maulid, 14 abad yang lalu, seorang Nabi terakhir terlahir ke muka bumi ini, tidak lain tidak bukan beliau adalah Rasulullah Muhammad SAW.


Bagaimana kita tidak bersuka cita? Bahkan Nabi Isa AS yang hidup sekitar 6 abad sebelum Rasulullah bersuka cita dengan adanya kabar gembira akan lahirnya Rasulullah SAW. Dan kegembiraan tersebut disampaikan kepada umatnya.


Dalam Surat As-Saff (61) Ayat 6, Allah SWT Berfirman:


وَإِذْ قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَمُبَشِّرًۢا بِرَسُولٍ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِى ٱسْمُهُۥٓ أَحْمَدُ

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).”


Dan bagaimana kita tidak bersuka cita? Bahkan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS yang hidup 30 generasi sebelum Rasulullah Muhammad SAW telah lama berdoa kepada Allah SWT agar diutus seorang rasul dari kaumnya… dan ternyata kita dapat menjadi ummat dari Rasul yang didamba-dambakan tersebut.


Doa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail setelah meninggikan pondasi Baitullah tersebut termaktub dalam Al-Quran surat Al-Baqarah Ayat 129:

رَبَّنَا وَٱبْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

Artinya: Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”


Lalu bagaimana menyalurkan energi kebahagiaan atas maulid nabi tersebut?

Energi kebahagiaan tersebut mari kita salurkan dengan meneladani Rasulullah SAW dalam berbagai sisi. Salah satunya adalah dengan memperbanyak amalan-amalan sunnah yang telah beliau ajarkan seperti shalat tahajjud serta puasa sunnah.


Rasulullah sendiri dalam sebuah hadits riwayat Muslim dikisahkan bahwa beliau shalat malam hingga bengkak kakiknya. Melihat halد tersebut, ‘Aisyah istri beliau, bertanya:



Wahai Rasulullah, untuk apa Engkau melakukan ini sedangkan dosa-dosamu yang lampau dan yang akan datang?


Maka saat itu Rasulullah SAW menjawab:


Rasulullah SAW bersabda, Wahai ‘Aisyah, Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?


Adapun terkait dengan puasa sunnah, salah satunya yang bisa mulai kita latih adalah membiasakan diri untuk berpuasa Senin dan Kamis.


Dalam sebuah hadits Hasan Riwayat Tirmidzi, Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:


Rasulullah SAW bersabda: Amalan-amalan manusia diajukan (kepada Allah) setiap hari Senin dan Kamis, maka saya senang apabila amalan saya diajukan dalam keadaan saya berpuasa.


Tentunya masih banyak lagi ibadah sunnah yang telah Rasulullah SAW ajarkan kepada kita, semoga kita dapat meneladani beliau dari berbagai sisi agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik.


بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

الـحَمْدُ للهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا بَعْدُ

Sidang jumat yang dirahmati Allah SWT…


Sebagai seorang muslim, selayaknya kita juga meneladani akhlak Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang dikeluarkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrad, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ


Artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlaq.


Bagaimanakah aklaq Rasulullah itu? ‘Aisyah menjelaskan:


“Akhlaq Rasulullah SAW adalah (sebagaimana yang ada dalam) Al-Quran”


Akhirnya, semoga dengan momentum bulan Rabiul Awwal yang merupakan bulan maulid atau kelahiran Nabi Muhammad SAW ini, kita dapat memacu diri kita sendiri dan juga keluarga kita untuk meneladani Rasulullah SAW.


الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ:فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًااللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِىّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِين وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَعِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر


أقم الصلة

Penulis : dari cgkata.blogspot.com
( Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Maulid Nabi Rabiul Awwal: Momentum Meneladani Rasulullah SAW, M. Taufiq Affandi, S.H.I., M.Sc., dosen Universitas Darussalam Gontor. Diposting oleh Universitas Darussalam Gontor )

Post a Comment for "Khutbah Jumat Maulid Nabi"