Pengertian Majas Pertentangan dan Jenisnya. (freepik/freepik) |
Cgkata.blogspot.com - Majas pertentangan yaitu majas yang cara melukiskan hal apapun dengan mempertentangkan antara hal yang satu dengan hal yang lainnya. Yang termasuk ke dalam jenis majas ini antara lain hiperbola, litotes, oksimoron, paronomasia, ironi, paralipsis, dan lain-lain.
1) Hiperbola
Hiperbola ialah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan baik jumlah, ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Hiperbola merupakan pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal. Adalah sepatah kata yang diganti dengan kata lain yang memberikan pengertian lebih hebat daripada kata lain.
Contoh:
- Harga-harga sudah meroket.
- Ketika mendengar berita itu, mereka terkejut setengah mati
- Saya ucapkan beribu-ribu terima kasih atas perkenan Bapak dan Ibu menghadiri undangan panitia.
2) Antitesis
Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya. Majas pertentangan yang menggunakan paduan kata yang berlawanan arti.
Contoh: Tua muda, besar kecil, semuanya hadir di tempat itu.
3) Anakronisme
Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya. Anakronisme merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan waktu kejadian yang dibicarakan (anakronisme, ana = mundur; chronos = waktu). Biasanya majas ini digunakan untuk menceritakan sesuatu yang telah terjadi (masa lalu atau sejarah) dan menambahkan unsur-unsur yang belum ada kala itu dalam menyatakan sesuatu.
Contoh : Sambil menyalakan TV, sekali-sekali Hang Tuah melirik jam tangan Titusnya. Sementara tidak jauh, tampak Hang Jebat sedang bermain golf.
4) Litotes
Litotes ialah majas yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Litotes : ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri. Apabila kita menggunakan kata yang berlawanan artinya dengan yang dimaksud dengan merendahkan diri terhadap orang yang berbicara.
Contoh: Sekali-kali datanglah ke gubuk reotku.
5) Ironi
Ironi ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya. Ironi merupakan sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut. Ialah salah satu majas sindiran yang dikatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan maksud menyindir orang dan diungkapkan secara halus. Ironi/ sindiran adalah gaya bahasa berupa penyampaian kata-kata denga berbeda dengan maksud dengan sesungguhnya, tapi pembaca/pendengar, di harapkan memahami maksud penyampaian itu.
Contoh: Kuakui, kutu buku yang satu ini memang berpengetahuan luas sekali.
6) Oksimoron
Oksimoron ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang di dalamnya mengandung pertentangan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase atau dalam kalimat yang sama.
Karakteristik yang membedakannya dengan majas paradoks ialah pada oksimoron pertentangan diucapakan dalam satu frase yang sama.
Contoh: Olahraga mendaki gunung memang amat menarik walupun sangat membahayakan.
7) Paronomosia
Paronomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang berisi penjajaran kata-kata yang sama bunyinya, tetapi berlainan maknanya.
Contoh: Bisa ular itu bisa masuk ke sel-sel darah.
8) Zeugma
Zeugma ialah gaya bahasa yang menggunakan dua konstruksi rapatan dengan cara menghubungkan sebuah kata dengan dua atau lebih kata lain. Dalam zeugma kata yang dipakai untuk membawahkan kedua kata berikutnya sebenarnya hanya cocok untuk salah satu dari padanya. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu. Zeugma adalah majas yang merupakan koordinasi atau gabungan gramatis dua kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan, seperti abstrak dan kongkrit.
Contoh: Kami mendengar berita itu dari radio dan membacanya di surat kabar.
9) Silepsis
Dalam silepsis kata yang dipergunakannya itu secara gramatikal benar, tetapi kata tadi diterapkan pada kata lain yang sebenarnya mempunyai makna lain. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
Contoh: Fungsi dan sikap bahasa.
Seharusnya: Fungsi bahasa dan sikap bahasa. Fungsi bahasa maknanya fungsi dari bahasa, sikap bahasa maknanya sikap terhadap bahasa (Diksi dan Gaya Bahasa, Gorys Keraf)
10) Satire
Satire ialah gaya bahasa sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. Satire adalah gaya bahasa sejenis ironi yang mengandung kritik atas kelemahan manusia agar terjadi kebaikan. Tidak jarang satire muncul dalam bentuk puisi yang mengandung kegetiran tapi ada kesadaran untuk berbenah diri.
Contoh:
Aku lalai di pagi hari
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu miskin harta
(Bait II puisi Menyesal karya M. Ali Hasymi)
11) Antifrasis
Antifrasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan sebuah kata dengan makna kebalikannya. Berbeda dengan ironi, yang berupa rangkaian kata yang mengungkapkan sindiran dengan menyatakan kebalikan dari kenyataan, sedangkan pada antifrasis hanya sebuah kata saja yang menyatakan kebalikan itu.
Contoh Antifrasis: Lihatlah si raksasa telah tiba (maksudnya si cebol).
Contoh ironi: Kami tahu bahwa kau memang orang yang jujur sehingga tak ada satu orang pun yang percaya padamu.
12) Paradoks
Paradoks ialah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar. Majas ini terlihat seolah-olah ada pertentangan. Paradoks adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang mengandung kontras atau pertentangan, namun ternyata mengandung kebenaran.
Contoh: Betapa banyak orang yang dalam kesendiriannya merasa kesepian di kota sehiruk-pikuk Jakarta.
13) Klimaks
Klimaks ialah gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan atau makin meningkat kepentingannya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/ kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting. Klimaks, yang disebut juga gradasi, adalah gaya bahsa berupa ekspresi dan pernyataan dalam rincian yang secara periodek makin lama makin meningkat, baik kuantitas, kualitas, intensitas, nilainya. Klimaks dalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat.
Contoh :
- Kesengsaraan akan membuahkan kesabaran, kesabaran membuahkan pengalaman, dan pengalaman membuahkan harapan.
- Dalam apresiasi sastra, mula-mula kita hanya membaca selayang pandang puisi yang akan kita apresiasi, lalu kita membaca berulang-ulang sampai paham maksudnya, merasakan keindahannya, terus mengkajidalami, bisa membawakannya penuh penghayatan, sampai kita mampu menghargai keberadaan dan mencintainnya, syukur juga terpangil untuk kreatif menciptakan bentuk-bentuk sastra.
14) Anti klimaks
Antiklimaks ialah suatu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
Antiklimaks merupakan antonim dari klimaks adalah gaya bahasa berupa kalimat terstruktur dan isinya mengalami penurunan kualitas, kuantitas intensitas. Gaya bahasa ini di mulai dari puncak makin lama makin ke bawah. Dengan demikian, antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun.
Contoh :
- Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya.
- Bagi milyader bakhlil ini, jangankan menyumbang jutaan rupiah, seratus ribu, lima puluh ribu, sepuluh ribu, seribu rupiah pun ia enggan, masih dihitung-hitung.
- Jauh sebelum memperoleh mendali emas dalam Olimpiade Athena 2004 cabang bulutangkis, aufik Hidayat niscaya telah menjadi juara nasional dan sebelumnya juga tingkat propinsi, kabupaten, malahan pula tingkat kecamatan, desa, RT/RW.
15) Apostrof
Apostrof ialah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang hadir kepada yang tidak hadir. Apostrof adalah gaya bahsa berupa pengalihan pembicaraan kepada benda atau sesuatu yang tidak bisa berbicara kepada kita terutama kepada tokoh yang tidak hadir atau sudah tiada, dengan tujuan lebih menarik atau memberi nuansa lain.
Contoh:
- Wahai Dewa Yang Agung, datanglah dan lepaskan kami dari kuku cengkraman durjana.
- Hai burung-burung betapa merdu nyanyianmu, wahai bunga-bunga betapa indah dan semerbak aromamu, wahai embun pagi, betapa jernih berkilau kamu laksana butiran-butiran intan tertimpa hangat sinar surya.
16) Anastrof atau inversi
Anastrof ialah gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan membalikkan susunan kata dalam kalimat atau mengubah urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis. Inversi artinya menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
Contoh:
- Diceraikannya istrinya tanpa setahu saudara-saudaranya.
- Mobil ini baru sekali. → Baru sekali mobil ini.
- Buku ini menarik. → Menarik buku ini.
17) Apofasis atau Preterisio
Apofasis/preterisio adalah gaya bahasa yang dipakai oleh pengarang untuk menyampaikan sesuatu yang megandung unsur kontradiksi, kelihatannya menolak tapi sebenarnya menerima, kelihatannya memuji tapi sebenarnya mengejek, sekilas nampaknya membenarkan tapi sebenarnya menyalahkan, kelihatannya merahasiakan tapi sebenarnya membeberkan. Apofasis merupakan penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
Contoh :
- Sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan bahwa anakmu kurang ajar.
- Saya tidak mau berterus terang kepada wartawan bahwa anda telah menggelapkan uang negara.
18) Histeron Proteran
Histeron Proteran ialah merupakan bahasa pertentangan yang sengaja digunakan pengarang yang isinya merupakan kebalikan dari suatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar.
Contoh :
- Jika kau menang di pertandingan, artinya kematian akan datang.
- Jika kau lulus ujian, kau akan ku usir dari sini.
19) Hipalase
Hipalase ialah gaya bahasa yang berupa sebuah pernyataan yang menggunakan kata untuk menerangkan suatu kata yang seharusnya lebih tepat dikarenakan cgkata yang lain. Hipalase adalah majas yang berupa pernyataan sindiran yang bermakna lain dari yang dimaksudkan.
Contoh: Ia duduk pada bangku yang gelisah.
20) Sinisme
Sinisme ialah gaya bahasa yang merupakan sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau ketulusan hati. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Contoh:
- Kau memang hebat hingga pasir di gurun sahara pun dapat kau hitung.
- Muntah aku melihat perangaimu yang tak pernah berubah!
- Jijik aku mendengar kebiasaannya yang tak pernah berubah.
21) Sarkasme
Sarkasme ialah gaya bahasa yang mengandung sindiran atau olok-olok yang pedas atau kasar. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar. Gaya bahasa sindiran yang terkasar dimana memaki orang dengan kata-kata kasar dan tak sopan.
Contoh: Soal semudah ini saja tidak bisa dikerjakan. Goblok kau!
22) Innuendo
Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya. Inuendo adalah majas sindiran dengan cara mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh : Ia memang cantik, hanya saja suka berbohong.
23) Kontradiksi interminus
Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Yaitu majas yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sudahdikatakan semula. Apa yang sudah dikatakan, disangkal lagi oleh ucapan kemudian.
Contoh: Semuanya sudah hadir, kecuali Si Amir.
24) Praterito
Majas praterito yaitu majas yang cara mengungkapkan suatu hal dengan cara menyembunyikan maksud. Pendengar atau pembaca harus mencari atau menebak apa yang tersembunyi tersebut namun pendengar atau pembaca sudah paham dan mengerti terhadap hal yang disembunyikan itu. (Suprapto, 1991 : 64).
Contoh : Kejadian kemarin betul-beul mempermalukan warga sekampung.
Baca juga Pengertian Jenis Pertentangan dan Contohnya
25) Alonim
Majas alonim digunakan dalam penggunaan varian dari nama untuk menegaskan. Majas alonim merupakan majas yang menggunakan varian nama untuk menjelaskan sesuatu.
Contoh: Dok, pasien sudah selesai ditrepanasi. (Dok adalah varian dari dokter).
26) Kolokasi
Majas kolokasi digunakan untuk asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat. Majas ini mengasosiasikan satu kata dengan cgkata yang lain.
Contoh: Mobil itu berderit ketika sopir menginjak rem tiba-tiba di tikungan, meninggalkan bekas ban yang tajam di jalanan yang berdebu.
27) Okupasi
Majas okupasi merupakan majas pertentangan atau berlawanan yang mengandung bantahan namun bantahan tersebut kemudian diberi penjelasan (Suprapto, 1991 : 56).
Contoh : Candu dapat merusak kehidupan, oleh karena itu pemerintah mengawasi dengan ketat, untuk pecandunya sendiri, umumnya tidak dapat menghentikan kebiasaan yang tidak baik tersebut.
Itulah pengertian majas pertentangan jenis dan contoh-contohnya dalam pembahasan posts cgkata.blogspot.com semoga pembahasan-pembahasan diatas dapat bermanfaat.
------------------------------------------------------ Penulis : Pengelola blog cgkata.blogspot.com
Kata kunci : majas, gaya bahasa, linguistik, sastra
Post a Comment for "Pengertian Majas Pertentangan dan Jenisnya"