cgkata: mengucapkan تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْ Taqabbalallahu Minna wa Minkum yang artinya: "Semoga Allah menerima amal - amal ibadah selama bulan puasa romadhon- Dariku dan Anda sekalian"
Tradisi salam-salaman atau berjabat tangan di Idonesia saat hari raya masih terus berlangsung, walaupun sebenarnya untuk saling berjabat tangan dan meminta maaf tidak perlu menunggu hari raya. Kapan kita memiliki kesalahan maka segera meminta maaf, dan kapan kita bertemu dengan saudara kita maka kita mengucapkan salam dan berjabat tangan.
Demikian pula tahni’ah, ucapan selamat seorang muslim ketika bertemu dengan saudaranya dengan mengatakan, “taqabbalallahu minna wa minkum”.
Ucapan selamat pada hari Id ini pernah ditanyakan kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu sebagaimana dalam Majmu’ Al-Fatawa (24/253).
Beliau menjawab: “Tidak ada asalnya dalam syariat." Telah diriwayatkan dari sekelompok shahabat bahwa mereka melakukannya. Sebagian imam memberi rukhshah untuk melakukannya seperti Al-Imam Ahmad rahimahullahu dan selainnya. Akan tetapi Al-Imam Ahmad rahimahullahu berkata, “Aku tidak (pernah) memulai mengucapkannya kepada seseorang. Namun bila ada yang lebih dahulu mengucapkannya kepadaku, aku pun menjawabnya karena menjawab tahiyyah ( التَّحِيَّةْ )itu wajib."
Adapun memulai mengucapkan tahni'ah (taqabbalallahu minna wa minkum) bukanlah sunnah yang diperintahkan dan juga tidak dilarang. Siapa yang melakukannya maka ia punya contoh dan siapa yang meninggalkannya maka ia punya contoh Yang dimaksudkan tahiyyah oleh Imam Ahmad rahimahullahu adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوْهَا
Artinya: “Dan apabila kalian diberi ucapan salam penghormatan maka jawablah dengan yang lebih baik darinya atau balaslah dengan yang semisalnya.” (Al-Qura'an Surrat An-Nisa': 86)
Adapun saling mengunjungi saat hari raya dan berjabat tangan ketika berjumpa di hari raya, demikian pula saling mengucapkan selamat, bukanlah perkara yang disyariatkan bagi pria maupun wanita.
Namun demikian, hukumnya tidak sampai bid’ah. Terkecuali bila pelakunya menganggap hal itu sebagai taqarrub (ibadah yang dapat mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, barulah sampai pada bid’ah karena hal itu tidak pernah dilakukan di masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Nashihati lin Nisa`, Ummu Abdillah bintu Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’i rahimahullahu, hal. 124)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Ucapan selamat ini tidak hanya berlaku untuk kata-kata idul fitri saja bahkan berlaku untuk dua hari raya idul fitri dan idul adha.
Sebagian orang beranggapan bahwa ucapan selamat hari raya tersebut hanya berlaku untuk iedul fitri tanpa iedul adha. Ini adalah pendapat yang unik, cgkata.blogspot.com belum menemukan dalil tersebut dan tidak demikian yang dicontohkan oleh para shahabat Nabi.
Ada sejumlah riwayat yang menyinggung ucapan selamat hari raya bahkan menganjurkannya. Sebagian besar diantaranya telah disebutkan oleh al Baihaqi dalam Sunan Kubro juz 3 hal 319. Al Baihaqi mengatakan, “Bab berisi riwayat tentang ucapan selamat ketika hari ied dengan kata-kata taqabballahu minna wa minka”
Dari Khalid bin Ma’dan, “Aku berjumpa dengan Watsilah bin al Asqa’ pada hari ied lantas kukatakan taqabbalallu minna wa minka”. Jawaban beliau, “Na’am, taqabbalallahu minna wa minka”. Watsilah lantas bercerita bahwa beliau berjumpa dengan Rasulullah pada hari ied lalu beliau mengucapkan, “taqabbalallu minna wa minka”. Jawaban Rasulullah adalah “Na’am, taqabbalallahu minna wa minka”.
Abu Saad al Maliyani juga meriwayatkan dengan sanad yang sama dengan yang di atas sampai ke Watsilah bin al Asqa’, beliau mengatakan, “Aku berjumpa dengan Rasulullah pada hari ied lalu kukatakan, “taqabbalallu minna wa minka”. Jawaban Rasulullah adalah“Na’am, taqabbalallahu minna wa minka”
Dari Adham, bekas budaknya Umar bin Abdul Aziz, “Kami mengatakan kepada Umar bin Abdul Azizi ketika Iedul Fitri dan Adha, taqabbalallu minna wa minka wahai pemimpin orang-orang yang beriman. Beliau menjawab ucapan kami dan tidak menyalahkan kami”.
Ini dapat disimpulkan bahwa ucapan cgkata taqabbalallahu minna wa minka itu dilakukan oleh sejumlah sahabat, bukan hanya seorang sahabat Nabi Muhammad Saw saja. Dalam riwayat lain mengatakan bahwa ucapan ini diucapkan sepulang para sahabat dari shalat ied.
Telah banyak para ulama menjelaskan tentang Ucapan Selamat Ied. Diantaranya Ibnu Taimiyyah pernah ditanya, “Apakah ucapan selamat hari raya yang biasa diucapkan oleh banyak orang semisal “Ied Mubarak” memiliki dasar dalam agama ataukah tidak? Jika memang memiliki dasar dalam ajaran agama lalu ucapan apa yang tepat? Berilah kami fatwa”. Jawaban Ibnu Taimiyyah, “Ucapan taqabbalallahu minna wa minka atau ucapan ahalahullahu ‘alaika yang dijadikan sebagai ucapan selamat hari raya yang diucapkan ketika saling berjumpa sepulang sholat hari raya adalah ucapan yang diriwayatkan dari sejumlah shahabat bahwa mereka melakukannya. Karenanya banyak ulama semisal Imam Ahmad membolehkan hal tersebut. Akan tetapi Imam Ahmad mengatakan, “Aku tidak mau mendahului untuk mengucapkan selamat hari raya namun jika ada yang memberi ucapan selamat hari raya kepadaku maka pasti akan aku jawab”. Beliau mengatakan demikian karena menjawab penghormatan hukumnya wajib sedangkan memulai mengucapkan selamat hari raya bukanlah sunnah Nabi yang diperintahkan, bukan pula hal yang terlarang.
Siapa yang memulai mengucapkan selamat hari raya dia memiliki teladan dari para ulama dan yang tidak mau memulai juga memiliki teladan dari kalangan ulama”. Perkataan Ibnu Taimiyyah ini ada di Majmu Fatawa jilid 24 hal 233 dan di Fatawa Kubro jilid 2 hal 371. Wallahu a’lam bish-shawab. demikian dari cgkata.blogspot.com semoga bermanfaat!!!!
Tradisi salam-salaman atau berjabat tangan di Idonesia saat hari raya masih terus berlangsung, walaupun sebenarnya untuk saling berjabat tangan dan meminta maaf tidak perlu menunggu hari raya. Kapan kita memiliki kesalahan maka segera meminta maaf, dan kapan kita bertemu dengan saudara kita maka kita mengucapkan salam dan berjabat tangan.
Demikian pula tahni’ah, ucapan selamat seorang muslim ketika bertemu dengan saudaranya dengan mengatakan, “taqabbalallahu minna wa minkum”.
Ucapan selamat pada hari Id ini pernah ditanyakan kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu sebagaimana dalam Majmu’ Al-Fatawa (24/253).
Beliau menjawab: “Tidak ada asalnya dalam syariat." Telah diriwayatkan dari sekelompok shahabat bahwa mereka melakukannya. Sebagian imam memberi rukhshah untuk melakukannya seperti Al-Imam Ahmad rahimahullahu dan selainnya. Akan tetapi Al-Imam Ahmad rahimahullahu berkata, “Aku tidak (pernah) memulai mengucapkannya kepada seseorang. Namun bila ada yang lebih dahulu mengucapkannya kepadaku, aku pun menjawabnya karena menjawab tahiyyah ( التَّحِيَّةْ )itu wajib."
Adapun memulai mengucapkan tahni'ah (taqabbalallahu minna wa minkum) bukanlah sunnah yang diperintahkan dan juga tidak dilarang. Siapa yang melakukannya maka ia punya contoh dan siapa yang meninggalkannya maka ia punya contoh Yang dimaksudkan tahiyyah oleh Imam Ahmad rahimahullahu adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوْهَا
Artinya: “Dan apabila kalian diberi ucapan salam penghormatan maka jawablah dengan yang lebih baik darinya atau balaslah dengan yang semisalnya.” (Al-Qura'an Surrat An-Nisa': 86)
Adapun saling mengunjungi saat hari raya dan berjabat tangan ketika berjumpa di hari raya, demikian pula saling mengucapkan selamat, bukanlah perkara yang disyariatkan bagi pria maupun wanita.
Namun demikian, hukumnya tidak sampai bid’ah. Terkecuali bila pelakunya menganggap hal itu sebagai taqarrub (ibadah yang dapat mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, barulah sampai pada bid’ah karena hal itu tidak pernah dilakukan di masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Nashihati lin Nisa`, Ummu Abdillah bintu Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’i rahimahullahu, hal. 124)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Gambar kata-kata ucapan selamat merayakan hari raya Idul Fitri terbaru |
KATA-KATA SELAMAT HARI RAYA (IDUL FITRI & IDUL ADHA)
Di antara penghormatan yang dituntunkan pada hari ied yang merupakan faktor yang sangat efektif untuk mewujudkan kesatuan dan kedekatan hati adalah ucapan selamat hari raya yang diucapkan oleh para sahabat ketika bersua dengan sesama mereka.Ucapan selamat ini tidak hanya berlaku untuk kata-kata idul fitri saja bahkan berlaku untuk dua hari raya idul fitri dan idul adha.
Sebagian orang beranggapan bahwa ucapan selamat hari raya tersebut hanya berlaku untuk iedul fitri tanpa iedul adha. Ini adalah pendapat yang unik, cgkata.blogspot.com belum menemukan dalil tersebut dan tidak demikian yang dicontohkan oleh para shahabat Nabi.
Ada sejumlah riwayat yang menyinggung ucapan selamat hari raya bahkan menganjurkannya. Sebagian besar diantaranya telah disebutkan oleh al Baihaqi dalam Sunan Kubro juz 3 hal 319. Al Baihaqi mengatakan, “Bab berisi riwayat tentang ucapan selamat ketika hari ied dengan kata-kata taqabballahu minna wa minka”
Dari Khalid bin Ma’dan, “Aku berjumpa dengan Watsilah bin al Asqa’ pada hari ied lantas kukatakan taqabbalallu minna wa minka”. Jawaban beliau, “Na’am, taqabbalallahu minna wa minka”. Watsilah lantas bercerita bahwa beliau berjumpa dengan Rasulullah pada hari ied lalu beliau mengucapkan, “taqabbalallu minna wa minka”. Jawaban Rasulullah adalah “Na’am, taqabbalallahu minna wa minka”.
Abu Saad al Maliyani juga meriwayatkan dengan sanad yang sama dengan yang di atas sampai ke Watsilah bin al Asqa’, beliau mengatakan, “Aku berjumpa dengan Rasulullah pada hari ied lalu kukatakan, “taqabbalallu minna wa minka”. Jawaban Rasulullah adalah“Na’am, taqabbalallahu minna wa minka”
Dari Adham, bekas budaknya Umar bin Abdul Aziz, “Kami mengatakan kepada Umar bin Abdul Azizi ketika Iedul Fitri dan Adha, taqabbalallu minna wa minka wahai pemimpin orang-orang yang beriman. Beliau menjawab ucapan kami dan tidak menyalahkan kami”.
Baca:
Ini dapat disimpulkan bahwa ucapan cgkata taqabbalallahu minna wa minka itu dilakukan oleh sejumlah sahabat, bukan hanya seorang sahabat Nabi Muhammad Saw saja. Dalam riwayat lain mengatakan bahwa ucapan ini diucapkan sepulang para sahabat dari shalat ied.
Gambar kata-kata ucapan selamat merayakan hari raya Idul Adha terbaru |
Telah banyak para ulama menjelaskan tentang Ucapan Selamat Ied. Diantaranya Ibnu Taimiyyah pernah ditanya, “Apakah ucapan selamat hari raya yang biasa diucapkan oleh banyak orang semisal “Ied Mubarak” memiliki dasar dalam agama ataukah tidak? Jika memang memiliki dasar dalam ajaran agama lalu ucapan apa yang tepat? Berilah kami fatwa”. Jawaban Ibnu Taimiyyah, “Ucapan taqabbalallahu minna wa minka atau ucapan ahalahullahu ‘alaika yang dijadikan sebagai ucapan selamat hari raya yang diucapkan ketika saling berjumpa sepulang sholat hari raya adalah ucapan yang diriwayatkan dari sejumlah shahabat bahwa mereka melakukannya. Karenanya banyak ulama semisal Imam Ahmad membolehkan hal tersebut. Akan tetapi Imam Ahmad mengatakan, “Aku tidak mau mendahului untuk mengucapkan selamat hari raya namun jika ada yang memberi ucapan selamat hari raya kepadaku maka pasti akan aku jawab”. Beliau mengatakan demikian karena menjawab penghormatan hukumnya wajib sedangkan memulai mengucapkan selamat hari raya bukanlah sunnah Nabi yang diperintahkan, bukan pula hal yang terlarang.
Siapa yang memulai mengucapkan selamat hari raya dia memiliki teladan dari para ulama dan yang tidak mau memulai juga memiliki teladan dari kalangan ulama”. Perkataan Ibnu Taimiyyah ini ada di Majmu Fatawa jilid 24 hal 233 dan di Fatawa Kubro jilid 2 hal 371. Wallahu a’lam bish-shawab. demikian dari cgkata.blogspot.com semoga bermanfaat!!!!
Post a Comment for "KATA-KATA UCAPAN SELAMAT HARI RAYA - IDUL FITRI DAN IDUL ADHA"