Cgkata: Dari sekian banyak ulama yang dikenal sebagai ahli hadits dan banyak meriwayatkan sabda-sabda Nabi SAW salah satunya adalah Imam Ibnu Majah.
Hadits Atau dengan kata lain hadis nabi merupakan sumber ajaran Islam, di samping Al-Quran. “Hadis” atau al-hadits menurut bahasa berarti al-jadid (sesuatu yang baru). Kata hadis juga berarti al-khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Pada dasarnya, hadits memiliki fungsi utama sebagai menegaskan, memperjelas dan menguatkan hukum-hukum dan hal lain yang ada di Al-Qur'an. Para ulama sepakat setiap umat islam diwajibkan untuk mengikuti perintah yang ada hadits-hadits shahih.
Pernyataan kritikus hadits tentang Ibnu Majah: al-Khalili menyatakan bahwa beliau orang yang tsiqah dan disepakati orang yang berhujjah kepadanya, beliau mempunyai pengetahuan yang dalam pada bidang hadis dan hafal kitab yang dikarangnya yaitu dalam kitab sunan, tafsir dan sejarah.
Dalam Dzulmani, Mengenal Kitab..., (114-115) mengatakan bahwa Karya yang dihasilkan oleh Ibnu Majah jumlahnya tidak kurang dari 32 buah. Temanya beragam, meliputi tafsir, tarikh (sejarah), fiqh dan hadis. Karya-karyanya diantaranya adalah:
Lebih lenjut dalam Hasjim Abbas, Kodifikasi Hadis..., (91-92) mengatakan bahwa Matan hadis koleksi sunan Ibnu Majah sebagian besar memuat materi dasar-dasar fiqh (aspek hukum amaliah), bahkan pengaturan bab-babnya menyerupai urutan pada kitab fiqh. Bagian lain bermuatan ajaran tentang perilaku zuhud, prediksi fitnah, tabir mimpi, tuntunan do’a dengan teks dari Nabi, informasi pengobatan, minuman dan aqiqah. Koleksi hadis dalam sunan Ibnu Majah ini terbagi menjadi 37 kitab dan mukaddimah. Setiap kitab terbagi menjadi bab-bab seluruhnya berjumlah 1515 bab.
Menurut Ibnu Ahmad ‘Alimi, Tokoh dan Ulama’ Hadis, (Sidoarjo: Mashun, 2008), 232 mengatakan bahwa Isi kitab Sunan Ibnu Majah memuat hadis shahih, hasan, dla’îf, bahkan munkar dan maudlu’ meskipun jumlahnya hanya sedikit. Oleh sebab itu, nilai sunan Ibnu Majah di bawah lima kitab hadis (kutub al-khamsah) sebelumnya. Kitab sunan Ibnu Majah banyak menuai kritikan diantaranya, sunan Ibnu Majah paling banyak memuat hadis dla’if, bahkan di dalamnya ada perawi yang tertuduh berdusta. Sehingga, hendaklah tidak menjadikan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah sebagai dalil, kecuali setelah mengkajinya. Jika haditsnya shahih atau hasan, maka boleh jadi pegangan. Tapi jika haditsnya dla’if, maka jangan dijadikan pegangan.
Berikut kutipan-kutipan hadits tentang sedekah yang utama, Kasih sayang mengatasi kemarahan, Mengantar tamu sampai kepintu, Supaya menghargai nikmat Allah, kewajiban Menuntut ilmu hingga niat amalan-amalan baik.
Artinya: “sedekah yang lebih utama ialah bahwa seorang manusia yang muslim belajar, kemudian mengajarkannya kepada seorang muslim”. ( HR. Ibnu Majah)
Artinya: “sesungguhnya Allah Ta’ala setelah menciptakan makhlukNya, menuliskan dengan tanganNya ( kemauan sendiri ) untuk diriNya : sesungguhnya kasih sayangKu melebihi marahKu.” ( HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
Artinya: “ sesungguhnya termasuk sunnah (kebiasaan yang baik) seseorang keluar mengantarkan tamunya sampai ke pintu rumah.” (HR. Ibnu Majah).
Artinya: “ memandanglah kamu kepada orang yang kurang dari kamu dan janganlah kamu memandang orang yang lebih dari kamu, dengan itu lebih wajar kamu tidak memandang enteng nikmat Allah kepada kamu.” (HR. Ibnu Majah).
Artinya: “Barangsiapa yang mengambil harta orang lain dengan maksud untuk melunasi (hutangnya) maka Alloh membayarkan dari hutangnya”. (HR. Ahmad, Bukhari, Ibnu Majah, dari Abu Hurairah).
Artinya: “Dari Rabi' Ibnu Saburah, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Aku dahulu telah mengizinkan kalian menikahi perempuan dengan mut'ah dan sesungguhnya Allah telah mengharamkan cara itu hingga hari kiamat. maka barangsiapa yang masih mempunyai istri dari hasil nikah mut'ah, hendaknya ia membebaskannya dan jangan mengambil apapun yang telah kamu berikan padanya”. (Hadits Riwayat Muslim, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban).
Artinya: “Dari Ibnu Abbas radiallahuanhuma : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah ta’ala memafkan umatku karena aku (disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa”. (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya).
Artinya: “Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia berkata : Seseorang mendatangi Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau berkata : Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan mencintaiku, maka beliau bersabda: Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai manusia”.(Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan).
Artinya: “makanlah kamu bersama-sama dan jangan berpisah-pisah, karena seseungguhnya keberkatan itu dalam bersama”. ( diwiraytkan oleh Ibnu Majah).
Artinya: “Ya Allah! sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau supaya dijauhkan dari teman yang curang: Kedua matanya melihat ku, hatinya memperlihatkanku “Kalau dia melihat yang baik (pada diriku) disembunyikannya, tetapi kalau dia melihat keburukan, disiarkannya.” (Diwirayatkan oleh Ibnu Majah).
Artinya: “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu menundukkan nafsu dan berbuat (beramal soleh) untuk kehidupan sesudah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang menuruti dirinya mengikuti hawa nafsu dan berangan-angan agar Alloh menganugerahi sesuatu sesuai dengan yang diharapkan”.(HR. Ahmad, Turmudzi, Ibnu Majah, dan Haakim, dari Syadad bin Aus)
Artinya: “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam”. (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik).
Artinya: “Sungguh, amal itu hanyalah menurut niatnya”. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Umar ibn Khatthab).
Artinya: “Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang gadis menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu bercerita bahwa ayahnya menikahkannya dengan orang yang tidak ia sukai. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberi hak kepadanya untuk memilih”. (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Ada yang menilainya hadits mursal)
Ibnu Majah lahir pada tahun 209 H di suatu wilayah Qazwin, sebuah kota di negara Iraq yang dahulunya masuk bagian dari negeri Persia. Di kota tersebut banyak lahir ulama’ kenamaan. Ibnu Majah wafat tanggal 21 atau 22 Ramadlan tahun 273 H.
Ibnu Majah hidup pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, tepatnya pada masa kepemimpinan khalifah al-Ma’mun (198 H/813 M) sampai akhir kepemimpinan khalifah al-Muqtadir (295 H/908 M). Pada masa dinasti Abbasiyah ini berdaulat, kegiatan ilmiah khususnya di bidang hadis mencapai puncaknya. Pada saat itu, para ulama’ banyak ikut andil dalam kegiatan pengumpulan hadis. Namun sayangnya, bersamaan dengan itu, pemalsuan hadis juga semarak.
Ibnu Majah tumbuh dan berkembang pada masa-masa kejayaan Islam ini. Sejak kecil ia gemar belajar ilmu-ilmu agama (Islam) di Qazwin. Salah satu mata pelajaran yang disenanginya adalah hadis. Segala yang berkaitan dengan hadis ia pelajari dengan tekun dan penuh semangat. Kegairahan untuk belajar hadis semakin tampak ketika ia berusia 15 tahun. Salah seorang gurunya adalah Ali Muhammad al-Tanafasi.
Merasa belum puas dengan seorang guru, Ibnu Majah mengembara ke berbagai daerah untuk mendengar langsung hadis-hadis dari guru-guru besar lainnya. Ia pergi ke Iraq, Hijaz, Syam, Mesir, Kufah, Basrah dan lainnya.
Guru pembimbing Ibnu Majah pada umumnya adalah kolega Imam Malik, Sufyan al-Tsauri, dan kolega Laits bin Sa’ad. Mereka antara lain Abu Bakar bin Abi Syaibah, Yazid bin Abdullah al-Yamami, Muhammad bin ‘Abdillah bin Numair, Jabbarat al-Mughailas, Ibrahim bin Mundzir al-Hizami, Abdullah bin Mu’awiyah, Hisyam bin Ammar, Muhammad bin Ruh dan Dawud bin Abi Syaibah.
Sedangkan guru beliau yang lain diantaranya ‘Ali bin Muhammad, Suwaid bin Said, Dawud bin Rasyid, Hafs bin Umar, Abu Yahya al-Taimi dan lain-lain. Dan murid-murid beliau adalah Ibrahim bin Dinar al-Hamdani, ‘Ali bin Sa’id al-‘Askarî, Sulaiman bin Yazid al-Qadhi, dan lain-lain.
Pernyataan kritikus hadits tentang dirinya: al-Khalili menyatakan bahwa Ibnu Majah orang yang tsiqah dan disepakati orang yang berhujjah kepadanya, beliau mempunyai pengetahuan yang dalam pada bidang hadis dan hafal kitab yang dikarangnya yaitu dalam kitab sunan, tafsir dan sejarah, demikianlah artikel cgkata.blogspot.com, semoga bermanfaat.
Hadits Atau dengan kata lain hadis nabi merupakan sumber ajaran Islam, di samping Al-Quran. “Hadis” atau al-hadits menurut bahasa berarti al-jadid (sesuatu yang baru). Kata hadis juga berarti al-khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Pada dasarnya, hadits memiliki fungsi utama sebagai menegaskan, memperjelas dan menguatkan hukum-hukum dan hal lain yang ada di Al-Qur'an. Para ulama sepakat setiap umat islam diwajibkan untuk mengikuti perintah yang ada hadits-hadits shahih.
Pernyataan kritikus hadits tentang Ibnu Majah: al-Khalili menyatakan bahwa beliau orang yang tsiqah dan disepakati orang yang berhujjah kepadanya, beliau mempunyai pengetahuan yang dalam pada bidang hadis dan hafal kitab yang dikarangnya yaitu dalam kitab sunan, tafsir dan sejarah.
Dalam Dzulmani, Mengenal Kitab..., (114-115) mengatakan bahwa Karya yang dihasilkan oleh Ibnu Majah jumlahnya tidak kurang dari 32 buah. Temanya beragam, meliputi tafsir, tarikh (sejarah), fiqh dan hadis. Karya-karyanya diantaranya adalah:
- Bentuk tafsir adalah Tafsir al-Qur’an al-Karim, agaknya kurang terkenal dan diperkirakan hilang dalam bentuk manuskrip (tulisan tangan).
- Bentuk sejarah, yaitu Tarikh al-Khulafa’, di duga masih ada.
- Bentuk hadits, yaitu Sunan Ibnu Majah, kitab inilah yang terkenal di kalangan masyarakat Islam.
Lebih lenjut dalam Hasjim Abbas, Kodifikasi Hadis..., (91-92) mengatakan bahwa Matan hadis koleksi sunan Ibnu Majah sebagian besar memuat materi dasar-dasar fiqh (aspek hukum amaliah), bahkan pengaturan bab-babnya menyerupai urutan pada kitab fiqh. Bagian lain bermuatan ajaran tentang perilaku zuhud, prediksi fitnah, tabir mimpi, tuntunan do’a dengan teks dari Nabi, informasi pengobatan, minuman dan aqiqah. Koleksi hadis dalam sunan Ibnu Majah ini terbagi menjadi 37 kitab dan mukaddimah. Setiap kitab terbagi menjadi bab-bab seluruhnya berjumlah 1515 bab.
Menurut Ibnu Ahmad ‘Alimi, Tokoh dan Ulama’ Hadis, (Sidoarjo: Mashun, 2008), 232 mengatakan bahwa Isi kitab Sunan Ibnu Majah memuat hadis shahih, hasan, dla’îf, bahkan munkar dan maudlu’ meskipun jumlahnya hanya sedikit. Oleh sebab itu, nilai sunan Ibnu Majah di bawah lima kitab hadis (kutub al-khamsah) sebelumnya. Kitab sunan Ibnu Majah banyak menuai kritikan diantaranya, sunan Ibnu Majah paling banyak memuat hadis dla’if, bahkan di dalamnya ada perawi yang tertuduh berdusta. Sehingga, hendaklah tidak menjadikan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah sebagai dalil, kecuali setelah mengkajinya. Jika haditsnya shahih atau hasan, maka boleh jadi pegangan. Tapi jika haditsnya dla’if, maka jangan dijadikan pegangan.
KUMPULAN KATA-KATA HADITS IBNU MAJAH:
“Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubbab telah menceritakan kepada kami Abdullah bin ‘Ayyasy dari Abdurrahman Al A’raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa memiliki keluasaan (untuk berkorban) namun tidak berkorban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami. ”(Kutipan HR. Ibnu Majah)Berikut kutipan-kutipan hadits tentang sedekah yang utama, Kasih sayang mengatasi kemarahan, Mengantar tamu sampai kepintu, Supaya menghargai nikmat Allah, kewajiban Menuntut ilmu hingga niat amalan-amalan baik.
KUTIPAN 1:
ﺍَﻓْﻀَﻞُﺍََﺻﱠﺪَﻗَﺔِﺍَﻥْﻳَﺘَﻌَﻠﱠﻢَﺍْﻟﻤَﺮْﺍٔﺍُﻟْﻤُﺴْﻠِﻢُﻋِﻠْﻤًﺎﺛُﻢﱠﻳُﻌَﻠِّﻤُﻪُﺍَﺧَﺎﻩُﺍْﻟﻤُﺴْﻠِﻢَ ( روه ابن ماﺟﺔ)Artinya: “sedekah yang lebih utama ialah bahwa seorang manusia yang muslim belajar, kemudian mengajarkannya kepada seorang muslim”. ( HR. Ibnu Majah)
KUTIPAN 2:
ﺍِﻥﱠﺍﻟﻠﱠﻪَﺗَﻌَﺎﻟَﻰﻟَﻤﱠﺎﺧَﻠَﻖَﻟْﻠﺨَﻠْﻖَﻛَﺘَﺐَﺑِﻴَﺪِﻩﻋَﻞَﻧَﻔْﺴِﻪِ:ﺍِﻥﱠﺭَﺣْﻤَﺘِﻰْﺗَﻐْﻠِﺐُﻏَﻀَﺒِﻰْ (روه ابن ﻣﺎﺟﺔ)Artinya: “sesungguhnya Allah Ta’ala setelah menciptakan makhlukNya, menuliskan dengan tanganNya ( kemauan sendiri ) untuk diriNya : sesungguhnya kasih sayangKu melebihi marahKu.” ( HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
KUTIPAN 3:
ﺍِﻥﱠﻣِﻦَﺍﻟﺴُّﻨََّﺔِﺍَﻥْﻳﱠﺨْﺮُﺝُﺍﻟﺮﱠﺟُﻞَﻣَﻊَﺿَﻴْﻔِﻪِﺍِﻟَﻰﺑﺎَﺏِﺍﻟﺪﱠﺍﻥِ (روه ابن ﻣﺎﺟﺔ)Artinya: “ sesungguhnya termasuk sunnah (kebiasaan yang baik) seseorang keluar mengantarkan tamunya sampai ke pintu rumah.” (HR. Ibnu Majah).
KUTIPAN 4:
ﺍُﻧْﻆُﺮُﻭْﺍﺍِﻟﻰَﻣَﻦْﻫُﻮَﺍَﺳْﻔَﻞَﻣِﻨْﻜُﻢْ‚ﻭَﻻَﺗَﻨْﻆُﺮُﻭْﺍﺍِﻟَﻰﻣَﻦْﻫُﻮَﻓَﻮْﻗَﻜُﻢْﻓَﻬُﻮَﺍَﺟْﺪَﺭُﺍَﻥْﻻَﺗَﺰْﺩَﺭُﻮْﺍﻧِﻌْﻤَﺔَﺍﻟﻠﱠﻪِﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ (روه ابن ماجة)Artinya: “ memandanglah kamu kepada orang yang kurang dari kamu dan janganlah kamu memandang orang yang lebih dari kamu, dengan itu lebih wajar kamu tidak memandang enteng nikmat Allah kepada kamu.” (HR. Ibnu Majah).
KUTIPAN 5:
مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيْدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ عَنْهArtinya: “Barangsiapa yang mengambil harta orang lain dengan maksud untuk melunasi (hutangnya) maka Alloh membayarkan dari hutangnya”. (HR. Ahmad, Bukhari, Ibnu Majah, dari Abu Hurairah).
KUTIPAN 6:
وَعَنْ رَبِيْعِ ابْنِ سَبُرَةَ عَنْ أَبِيْهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( إِنِّى كُنْتُ أَذِنْتُ لَكُمْ فِى اْلإِسْتِمْتَاعِ مِنَ النِّسَاءِ وَإِنَّ اللهَ قَدْ حَرَّمَ ذَالِكَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ فَمَنْ كَانَ عِنْدَهُ مِنْهُنَّ شَيْئٌ فَلْيُحَلِّ سَبِيْلَهَا وَلاَ تَأْخُذُوْا مِمَّا أتَيْتُمُوْاهُنَّ شَيْئًا) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَأَبُوْا دَاوُدَ وَالنَّسَائِىُّ وَابْنُ مَاجَهُ وَأَحْمَدُ وَابْنُ حِبَّانَArtinya: “Dari Rabi' Ibnu Saburah, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Aku dahulu telah mengizinkan kalian menikahi perempuan dengan mut'ah dan sesungguhnya Allah telah mengharamkan cara itu hingga hari kiamat. maka barangsiapa yang masih mempunyai istri dari hasil nikah mut'ah, hendaknya ia membebaskannya dan jangan mengambil apapun yang telah kamu berikan padanya”. (Hadits Riwayat Muslim, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban).
KUTIPAN 7:
نِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ [حديث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما]Artinya: “Dari Ibnu Abbas radiallahuanhuma : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah ta’ala memafkan umatku karena aku (disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa”. (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya).
KUTIPAN 8:
ي الْعَبَّاس سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ياَ رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ . [حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة]Artinya: “Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia berkata : Seseorang mendatangi Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau berkata : Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan mencintaiku, maka beliau bersabda: Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai manusia”.(Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan).
KUTIPAN 9:
ﻛُﻠُﻮْﺍﺟَﻤِﻴْﻌًﺎﻭَﻻَﺗَﻔَﺮﱠﻗُﻮْﺍﻓَﺎِٕﻥﱠﺍْﻟﺒَﺮَﻛَﺔَﻣَﻊَﺍْﻟﺠَﻤَﺎﻋَﺔِ(رﻭﺍﻩﺑﻦﻣﺎﺟﺔ)Artinya: “makanlah kamu bersama-sama dan jangan berpisah-pisah, karena seseungguhnya keberkatan itu dalam bersama”. ( diwiraytkan oleh Ibnu Majah).
KUTIPAN 10:
ﺍَﻟﻠﱠﻬُﻢﱠﺍِﻧِّﻰﺍَﻋُﻮْﺫُﺑِﻚَﻣِﻦْﺧَﻠِﻴْﻞٍﻣﺎَﻛِﺮٍ‚ﻋَﻴْﻨَﺎﻩُﺗَﺮَﻳﺎَﻧِﻰ‚ﻭَﻗَﻠْﺒُﻪُﻳَﺮْﻋَﺎﻧِﻰ‚ﺍِﻥْﺭَﺍٰﻯٰﺣَﺴَﻨَﺔًﺩَﻓَﻨَﻬَﺎ‚ﻭَﺍِﻥْﺭَﺍٰﻯﺳَﻴَِّٔﺔًﺍِﺫَﺍﻋَﻬَﺎ(ﺭﻭﺍﻩﺍﺑﻦﻣﺎﺟﻪ)Artinya: “Ya Allah! sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau supaya dijauhkan dari teman yang curang: Kedua matanya melihat ku, hatinya memperlihatkanku “Kalau dia melihat yang baik (pada diriku) disembunyikannya, tetapi kalau dia melihat keburukan, disiarkannya.” (Diwirayatkan oleh Ibnu Majah).
KUTIPAN 11:
الْكَيْسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ اْلأَمَانِيَّArtinya: “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu menundukkan nafsu dan berbuat (beramal soleh) untuk kehidupan sesudah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang menuruti dirinya mengikuti hawa nafsu dan berangan-angan agar Alloh menganugerahi sesuatu sesuai dengan yang diharapkan”.(HR. Ahmad, Turmudzi, Ibnu Majah, dan Haakim, dari Syadad bin Aus)
KUTIPAN 12:
مُسْلِمٌ كُلِّ عَلَى فَرِيْضَة الْعِلْمِ طَلَبُArtinya: “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam”. (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik).
KUTIPAN 13:
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِArtinya: “Sungguh, amal itu hanyalah menurut niatnya”. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Umar ibn Khatthab).
KUTIPAN 14:
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( أَنَّ جَارِيَةً بِكْرًا أَتَتِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَذَكَرَتْ: أَنَّ أَبَاهَا زَوَّجَهَا وَهِيَ كَارِهَةٌ , فَخَيَّرَهَا اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَابْنُ مَاجَهْ , وَأُعِلَّ بِالْإِرْسَالِArtinya: “Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang gadis menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu bercerita bahwa ayahnya menikahkannya dengan orang yang tidak ia sukai. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberi hak kepadanya untuk memilih”. (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Ada yang menilainya hadits mursal)
Quotes:
ABU ABDILLAH MUHAMMAD BIN YAZID BIN MAJAH AL-RABA'I AL-QAZWINI AL-HAFIDZ DALAM BIOGRAFI IBNU MAJAH:
Dalam Dzulmani, Mengenal Kitab-kitab Hadis, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008: 113) menyebutkan Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah al-Raba’i al-Qazwini al-Hafidz. Ibnu Majah adalah gelar yang disandang ayahnya. Meski bukan nama aslinya, ia memakai nama Ibnu Majah untuk karya-karyanya.Ibnu Majah lahir pada tahun 209 H di suatu wilayah Qazwin, sebuah kota di negara Iraq yang dahulunya masuk bagian dari negeri Persia. Di kota tersebut banyak lahir ulama’ kenamaan. Ibnu Majah wafat tanggal 21 atau 22 Ramadlan tahun 273 H.
Ibnu Majah hidup pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, tepatnya pada masa kepemimpinan khalifah al-Ma’mun (198 H/813 M) sampai akhir kepemimpinan khalifah al-Muqtadir (295 H/908 M). Pada masa dinasti Abbasiyah ini berdaulat, kegiatan ilmiah khususnya di bidang hadis mencapai puncaknya. Pada saat itu, para ulama’ banyak ikut andil dalam kegiatan pengumpulan hadis. Namun sayangnya, bersamaan dengan itu, pemalsuan hadis juga semarak.
Ibnu Majah tumbuh dan berkembang pada masa-masa kejayaan Islam ini. Sejak kecil ia gemar belajar ilmu-ilmu agama (Islam) di Qazwin. Salah satu mata pelajaran yang disenanginya adalah hadis. Segala yang berkaitan dengan hadis ia pelajari dengan tekun dan penuh semangat. Kegairahan untuk belajar hadis semakin tampak ketika ia berusia 15 tahun. Salah seorang gurunya adalah Ali Muhammad al-Tanafasi.
Merasa belum puas dengan seorang guru, Ibnu Majah mengembara ke berbagai daerah untuk mendengar langsung hadis-hadis dari guru-guru besar lainnya. Ia pergi ke Iraq, Hijaz, Syam, Mesir, Kufah, Basrah dan lainnya.
Guru pembimbing Ibnu Majah pada umumnya adalah kolega Imam Malik, Sufyan al-Tsauri, dan kolega Laits bin Sa’ad. Mereka antara lain Abu Bakar bin Abi Syaibah, Yazid bin Abdullah al-Yamami, Muhammad bin ‘Abdillah bin Numair, Jabbarat al-Mughailas, Ibrahim bin Mundzir al-Hizami, Abdullah bin Mu’awiyah, Hisyam bin Ammar, Muhammad bin Ruh dan Dawud bin Abi Syaibah.
Sedangkan guru beliau yang lain diantaranya ‘Ali bin Muhammad, Suwaid bin Said, Dawud bin Rasyid, Hafs bin Umar, Abu Yahya al-Taimi dan lain-lain. Dan murid-murid beliau adalah Ibrahim bin Dinar al-Hamdani, ‘Ali bin Sa’id al-‘Askarî, Sulaiman bin Yazid al-Qadhi, dan lain-lain.
Pernyataan kritikus hadits tentang dirinya: al-Khalili menyatakan bahwa Ibnu Majah orang yang tsiqah dan disepakati orang yang berhujjah kepadanya, beliau mempunyai pengetahuan yang dalam pada bidang hadis dan hafal kitab yang dikarangnya yaitu dalam kitab sunan, tafsir dan sejarah, demikianlah artikel cgkata.blogspot.com, semoga bermanfaat.
Post a Comment for "IBNU MAJAH: 14 KATA/KUTIPAN HADITS "