21 KATA/KUTIPAN, PESAN, DAN UCAPAN HARI ISRA MI'RAJ 2023

Cgkata: Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Peristiwa yang terjadi pada 27 Rajab di tahun ke delapan kenabian ini merupakan peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina hingga naik ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh dalam satu malam. Malam Isra Miraj jatuh pada 27 Rajab. Tahun 2023 ini, malam Israh Miraj akan jatuh pada 18 Februari 2023 mendatang.


Secara singkat, Yang dimaksud dengan peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad adalah diperjalankannya Nabi Muhammad oleh Allah di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Isra artinya perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsho di Yerussalem. Sedangkan Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW naik ke surga untuk menerima perintah Allah agar umat beriman melaksanakan ibadah sholat. (Baca: PENGERTIAN SHOLAT SERTA KEUTAMAAN SHOLAT)


Kedua peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW adalah berbeda meskipun memiliki kesamaan yakni Perjalanan Rasulullah atasa Perintah Allah SWT. perbedaan isra dan mi"raj adalah Dalam Isra, Nabi Muhammad "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan sholat lima waktu. (Baca: 20 UCAPAN, PESAN, DAN KATA HARI ISRA MI'RAJ 2023)

21 KATA/KUTIPAN, PESAN, DAN UCAPAN HARI ISRA MI'RAJ 2023

HARI ISRA MI'RAJ

Menurut kalender Islam Isra Miraj diperingati pada hari ke-27 bulan Rajab. Adapun definisi hari peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:
  1. Isra secara bahasa berasal dari kata ‘saro’ (سرى) bermakna perjalanan di malam hari. Sedangkan secara istilah, Isra bermakna perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersama Jibril dari Mekah ke Baitul Maqdis (Palestina) pada malam hari dengan mengendarai Buraq.
  2. Mi’raj secara bahasa isim alat (kata yang menunjukkan alat/sarana untuk melakukan sesuatu) dari kata ‘aroja’ (عرج) yang berarti naik menuju ke atas. Sehingga maknanya secara bahasa adalah suatu alat yang dipakai untuk naik, baik berupa tangga maupun yang lainnya. Adapun secara istilah, mi’raj bermakna tangga khusus yang digunakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam naik pada malam hari dari Baitul Maqdis ke langit.



Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa beliau berkata, “Maka saya mendapati 2 tangga, salah satunya dari emas dan yang lainnya dari perak”. Wallahu a’lam


KATA/KUTIPAN

Berikut kata-kata, quotes bijak, kata mutiara, dan kutipan dalil Al-Qur'an juga para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam tentang hari Isra wal Mi'raj dalam riwayat Hadits yang dirangkum cgkata.blogspot.com:


KUTIPAN DALIL AL-QUR’AN TENTANG ISRA DAN MI’RAJ

Dalam Al-Qur'an hanya ada dua surat yang menjelaskan tentang peristiwa langka yang dialami oleh Rasulullah. Pertama, Q.S. Al-Isra'/17 Ayat 1. Allah SWT berfirman yang artinya:
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.



Dalam firman-Nya di atas, Allah benar-benar menginginkan kita mengetahui bahwa mu'jizat Isra' dan Mi'raj merupakan perbuatan-Nya. Hari Isra dan Mi'raj tidak terjadi oleh kekuatan Nabi Muhammad sebagai manusia biasa. Karenanya surat tersebut dimulai dengan dengan firman-Nya, “subhaanalladzi asraa...” yang artinya, “apapun yang akan terjadi sesudah itu dikaitkan pada kekuatan-Nya.


Kutipan/kata Kedua, Q.S. Al-Najm/53 Ayat 13-18. Allah SWT berfirman yang artinya:
Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada Surga tempat tinggal, Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputi penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya Dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika mi'raj.



KATA KUTIPAN HADITS TENTANG ISRA

Dalam Hadits Riwayat Ahmad dalam Al-Fathur-Rabbani, 20/251-252 dan sanadnya shahih. Imam Al-Bukhari dalam Al-Fath, 21/176, no. 5576. Muslim, 1/145 no. 162. Lihat juga Al-Bukhari dalam Al-Fath, 21/176, no. 5610


Dari Anas Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
Aku diberi Buraq, yaitu seekor hewan putih yang lebih besar dari himar dan lebih kecil dari keledai. Aku mengendarainya. Dia membawaku hingga sampai ke BaitulMaqdis. Lalu aku mengikatnya di tempat para nabi menambatkan. Aku masuk ke Baitul-Maqdis dan shalat dua raka'at. Setelah itu aku keluar. Malaikat Jibril menghampiriku dengan membawa satu wadah berisi khamr dan satu wadah berisi susu. Aku memilih susu. Malaikat Jibril Alaihissalam berkata: 'Engkau telah (memilih) sesuai dengan fithrah,' setelah itu, ia membawaku naik ke langit.



Kutipan/kata Kedua, Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Ad-Dalail, 2/388. Qal'ah Jay dalam Khasyiyah berkata: "Riwayat-riwayat tentang Nabi S.A.W. shalat bersama para nabi sebelum mi'râj saling menguatkan". Ibnu Hajar berkata: "Itulah yang lebih jelas". Beliau rahimahullah juga berkata: "Jumhur sahabat menetapkan bahwa Nabi SAW shalat di Baitul-Maqdis". Lihat hadits tentang bab ini dalam Al-Fathur-Rabbani, karya Imam Ahmad 20/244-264, beberapa bab tentang kisah Isra' Mi'raj Rasulullah SAW.


KUTIPAN KATA HADITS TENTANG MI'RAJ

Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Fath, 13/24, no.3207, Muslim, 1/149, no. 163, Ahmad dalam AlFathur-Rabbani, 20/247-248 dari hadits Anas bin Malik bin Sha'sha'ah Radhiyallahu 'anhu, dan sanadnya shahih, An-Nasa'i, 1/217 yang artinya:


Nabi Muhammad SAW dibawa naik melewati beberapa langit. Pada setiap langit, Malaikat Jibril minta agar dibukakan pintu langit lalu ia ditanya: "Siapakah yang bersamamu?" Jibril menjawab, Muhammad penghuni langit itupun menyambutnya. Di langit dunia, Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Nabi Adam Alaihissallam, di langit kedua berjumpa dengan Nabi Isa Alaihissallam dan Nabi Yahya Alaihissallam, di langit ketiga berjumpa dengan Nabi Yusuf Alaihissallam, di langit keempat dengan Nabi Idris Alaihissallam, di langit kelima dengan Nabi Harun Alaihissallam, di langit keenam dengan Nabi Musa Alaihissallam, dan di langit ketujuh berjumpa dengan Nabi Ibrahim Alaihissallam yang sedang bersandar pada Baitul-Ma'mur. Kemudian Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan sampai ke Shidratul-Muntaha (langit tertinggi). Di sinilah, Allah Azza wa Jalla mewajibkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk menegakkan shalat 50 kali sehari semalam.


Akan tetapi dalam perjalanan kembali dari mi'raj ini, ketika sampai di tempat Nabi Musa Alaihissallam, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya: "Apa yang telah diwajibkan Rabbmu atas umatmu?" Rasulullah SAW menjawab pertanyaan ini, sehingga Musa Alaihissallam meminta kepada Nabi SAW untuk kembali menghadap Allah dan minta keringanan. Rasulullah SAW melaksanakan saran itu, dan Allah SWT pun berkenan memberi keringanan. Ketika Rasulullah SAW hendak kembali dan berjumpa dengan Nabi Musa Alaihissallam, beliau Alaihissallam meminta Rasulullah Muhammad SAW agar meminta keringanan lagi, dan saran itu pun dilaksanakan Rasulullah SAW sampai Allah SWT berkenan memberi keringanan. Hingga akhirnya, kewajiban shalat itu hanya lima kali sehari semalam. Setelah itu, ketika Nabi Musa Alaihissallam meminta Nabi Muhammad SAW memohon keringanan lagi, maka Rasulullah SAW berkata: "Aku sudah memohon kepada Rabbku sehingga aku merasa malu," lalu terdengar suara: "Aku telah menetapkan yang Aku fardhukan, dan Aku telah memberikan keringanan kepada para hamba-Ku". (Baca: SYARAT, RUKUN, DAN SUNNAH SHOLAT IDUL FITRI (SHOLAT IED))


PESAN

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini terjadi pada malam hari tanggal 27 bulan Rajab, satu tahun sebelum Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya hijrah dari Mekah ke Madinah, atau pada tahun ke-12 dari Kenabian dan Kerasalunnya. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj diabadikan di dalam al-Qur’an dan juga dalam hadis Nabi Muhammad SAW, untuk dipahami, dihayati dan diamalkan pesan-pesan ajaran yang terkandung di dalamnya guna meningkatkan kualitas kehidupan kita sebagai orang-orang yang beriman. Selain berisi ajaran tentang keimanan yang kokoh, pendidikan akhlak mulia, pendidikan mental, juga mengandung ajaran tentang pengembangan ilmu, kebudayaan dan peradaban, serta hubungan vertikal yang intens dengan Tuhan, melalui ibadah shalat. Ajaran-ajaran tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut.
  1. Pertama, Isra’ dan Mi’raj mengandung ajaran tentang keimanan yang kokoh dan transformatif. Yaitu sebuah pesan yang mengingatkan bahwa hidup yang bertujuan, bermakna atau bernilai luhur adalah hidup yang dilandasi oleh keyakinan dan kepercayaan yang mendalam, bahwa apa pun yang terjadi di dunia ini karena kehendak dan kasih sayang Allah SWT, karena Dia-alah pencipta alam, termasuk pencipta diri kita semua; dan Dia-lah yang akan menilai dan meminta pertanggung jawaban kita di akhirat nanti. Selanjutnya yang diharapkan dari Allah SWT adalah bahwa segala yang diberikan-Nya dipergunakan secara bertanggung jawab di hadapan-Nya dan di hadapan manusia, yaitu dala bentuk amal shalih. Itulah sebabnya kosakata iman selalu dihubungkan dengan amal shalih.
  2. Kedua, Isra’ dan Mi’raj mengandung ajaran tentang akhlak mulia sebagai landasan bagi diterimanya sebuah informasi. Orang sering kali ragu-ragu terhadap sebuah informasi yang disampaikan, jika orang yang menyampaikannya tidak berakhlak mulia, atau suka berdusta. Nabi Muhammad SAW yang diisra’ mi’rajkan oleh Allah SWT adalah orang yang terkenal berakhlak mulia (wa innaka la’ala khuluqin ‘adzim yang artinya:Sesungguhnya Engkau Muhammad benar-benar berakhlak mulia: Alqur'am Surat al-Qalam, 68:4). Hal ini dinyatakan dalam firman Allah SWT: Wa al-najmi idza hawaa ma dlalla shahibukum wa ghawa. Intinya adalah bahwa Rasulullah SAW seorang yang lurus dan meluruskan dan mengikuti kebenaran, bukan orang yang sesat, ia tidak mengikuti jalan tanpa ilmu, ia juga bukan seorang pendusta yang menyimpang dari kebenaran dengan tujuan yang lain; dan dengan ayat tersebut Allah membersihkan dii Nabi dan syari’atnya dari pengaruh orang-orang yang sesat dari Yahudi dan Nasrani yang mereka tahu yang benar namun yang diamalkan yang sebaliknya.
  3. Ketiga, Isra’ Mi’raj mengandung ajaran tentang pembinaan mental yang dimulai da pembersihan hati atau meluruskan sikap, cara pandang dan pola pikir. Sejarah mencatat, bahwa sebelum melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW dibersihkan terlebih dahulu batinnya dengan dibelah dadanya dan dibersihkan dari sifat-sifat yang buruk, dan diisi dengan keimanan, keislaman dan kesantunan. Kajian terhadap masalah tersebut berkaitan erat dengan pentingnya masalah pembinaan sikap, moral, kepribadian, etika dan mental. Melalui pembinaan mental, seseorang akan memiliki sikap, pandangan, pola pikir, dan cara berfikir yang benar.
  4. Keempat, Isra Mi’raj mengandung ajaran tentang perlunya mengembangkan ilmu, kebudayaan dan peradaban, dengan dua cara. Pertama dengan mengambil inspirasi dari ajaran Islam sebagaimana terdapat di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah, sedangkan yang kedua dengan cara menimba pengalaman dari kesuksesan yang dialami oleh para tokoh lainnya. Pesan ajaran tentang pengembangan ilmu, kebudayaan dan peradaban yang dilandasi iman, akhlak mulia dan mental yang tangguh ini dapat dipahami dari perjalanan Isra’ Mi’raj yang diwarnai oleh bertemunya Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra’ Miraj, Nabi Muhammad SAW menjumpai sejumlah tokoh spiritual, tokoh masyarakat, tokoh perubahan sosial yang memiliki berbagai keahlian. Nabi Ibrahim misalnya ahli dalam bidang teologi dan pertanian. Nabi Musa ahli dalam bidang militer; Nabi Isa ahli dalam bidang kedokteran, dan seterusnya. Tentang keahlian mereka itu diakui oleh Allah dan umat manusia. Proses ini dilakukan karena terkait dengan tugas Nabi Muhammad SAW mengembangkan ilmu, kebudayaan dan peradaban. Bukti-bukti menunjukkan, bahwa secara sosiologi, historis dan psikologis, bahwa ilmu pengetahuan, kebudayaan dan peradaban tidak keluar dari ruang yang hampa, melainkan dari sebuah proses dialektika, antara informasi yang telah ada sebagai tesis dipadukan dengan hasil kajian terbaru sebagai anti tesis, maka lahirlah sintesis.
  5. Kelima, bahwa berdasarkan hadis Rasulullah SAW serta penjelasannya yang diberikan para ulama, dalam peristiwa Isra Mi’raj tersebut, Nabi Muhammad SAW menerima tugas atau perintah khusus mengerjakan shalat lima waktu sehari semalam. Perintah Shalat ini merupakan representasi, sampling atau model dari sekian perintah ibadah lainnya. Shalat lima waktu adalah ibadah yang paling lengkap pada seluruh aspeknya, yakni mulai dari kedudukannya, datangnya perintah, syarat, rukun, tata cara, waktu, serta hikmah yang terkandung di dalamnya. Shalat menempati kedudukan sebagai salah satu rukun Islam setelah syahadat, shalat sebagai tiang agama (‘imaadu al-din), pembeda antara kafir dan mukmin (al-faariq bain al-kaafir wa al-mukmin), persoalan yang akan pertama diperiksa di akhirat; dan sebagai mi’rajnya kaum muslimin.



Jadi Inilah di antara pesan hikmah atau pelajaran yang berharga dapat dipetik dari peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan dapat kita pahami, hayati dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari. (Baca: INILAH KUMPULAN KATA MUTIARA DAN UCAPAN SELAMAT ISRA MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1444 H 2022 - 2023)

https://cgkata.blogspot.com/

UCAPAN

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari bersabda bahwa, keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan (ucapannya). "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam."


Islam mengajarkan kepada seluruh umatnya untuk senantiasa berperangai baik dan mulia. Karena yang demikian adalah cerminan diri kita sebagai seorang muslim dengan keimanan dan ketaqwaan yang sesungguhnya. Baik dalam urusan berfikir, berperilaku, maupun bertutur cgkata.


Mengutip pepatah “Setiap kata yang terucapkan, merupakan doa yang terlantunkan.” Ini artinya: Ada kalanya di suatu masa tanpa kita sadari, setiap ucapan yang pernah keluar dari diri kita akhirnya menjadi kenyataan. Hal yang demikian bukan terjadi tanpa disengaja, sebab Allah SWT jelas memerintahkan kepada seluruh umatnya untuk senantiasa berkata yang baik.


Kenyataannya, tidak semua orang mampu menjaga setiap kata yang terucap dari mulutnya. Terkadang kita telat menyadari, bahwa apa yang terjadi pada diri kita saat ini, merupakan bagian dari lantunan doa yang telah kita panjatkan. Entah doa yang disengaja, maupun doa yang tanpa sengaja terselip dalam setiap ucapan kita.


Dalam sebuah hadist dijelaskan :
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda : “Sesungguhnya hamba-hamba yang berbicara dengan kata-kata yang diridha’i Allah Azza Wa Jalla tanpa berfikir panjang, Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dengan perkataanya itu. Dan hamba-hamba yang berbicara dengan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa berfikir panjang, Allah akan menjerumuskannya ke neraka jahanam dengan kata-katanya itu.” (HR Bukhari, Ahmad dan Malik).



Ini merupakan pesan dimana sesungguhnya baik atau buruknya suatu perkara adalah kembali kepada pengucapnya. Bila ucapannya bernilai ibadah, maka ganjaran dan pahala akan menyertainya. Jika bernilai maksiat makan akan menerima siksa.


Selain penulis cgkata.blogspot.com, merujuk pada hadist di atas, kita juga bisa mengutip dari ayat yang tertuang dalam surat al-Isro’ ayat 53 yang artinya :
Dan katakanlah kepada hamba-hambaku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.

https://cgkata.blogspot.com/

Baca:


Allah SWT sangat menghargai setiap manusia yang berusaha untuk menjaga perkataanya dangan kata-kata yg penuh ridha Allah dengan mengangkat derajatnya. Sebaliknya, Allah sangat memurkai. Manusia yang senang berbicara buruk, contohnya mencaci, mencela, mengutuk, berghibah, membicarakan aib sahabatnya dan berkata-kata kotor. Jika kita bisa berkata yang baik, maka jangan sekali-kali berkata yang buruk. Karena niscaya kita akan dalam kerugian.


Jadi sangat rugi bagi penulis cgkata.blogspot.com, apabila dalam menyambut hari Isra Mi'raj tahun 2023 ini tidak mengucapkan selamat kepada pengunjung blog cgkata.


Oleh karena itu, pada tulisan kata/kutipan, pesan, ucapan dan hikmah hari Peringatan Isra Mi'raj 27 Rajab 1444 H 2023 penulis cgkata.blogspot.com mengucapkan selamat memperingati hari peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina hingga naik ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh dalam satu malam. Ucapan-ucapan doa penulis untuk pengunjung blog cgkata di tahun 2023 “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia para ahlul mahabbah dengan kemuliaan khalwat (pertemuan tersembunyi) yang hanya Engkau berikan kepada Nabi Muhammad pemimpin para Rasul ketika Engkau berikan kesempatan kepada beliau pada malam 27 Rajab, berikanlah hatiku yang sedang galau akan kasih sayang-Mu serta kabulkan doa-doaku, Wahai yang Maha memiliki kedermawanan."

Post a Comment for "21 KATA/KUTIPAN, PESAN, DAN UCAPAN HARI ISRA MI'RAJ 2023"